Acara yang berlangsung di Pacitan ini diikuti oleh puluhan anak yatim dari berbagai wilayah. Mereka tidak hanya menerima uang saku dan paket sekolah, tetapi juga mengikuti rangkaian edukatif yang membekas, mulai dari doa bersama, kampanye peduli penyu dan sampah, aksi bersih pantai, hingga kunjungan inspiratif ke Museum SBY-ANI.
“Kami ingin berbagi bukan hanya lewat santunan, tapi lewat pengalaman dan pembelajaran. Anak-anak yatim berhak bahagia dan juga berhak belajar tentang kepedulian lingkungan serta nilai perjuangan hidup. Inilah makna sejati dari berbagi kebahagiaan di bulan Muharram,” ujar Fitri, Ketua LMI Pacitan.
Salah satu sesi menarik dalam edutrip ini adalah saat anak-anak diajak untuk memahami pentingnya menjaga ekosistem penyu dan menanggulangi masalah sampah, terutama di wilayah pesisir. Bersama komunitas Trash Hero Pacitan dan Sahabat Penyu, peserta melakukan edukasi singkat lalu langsung praktik aksi bersih pantai di kawasan Pantai Pancer.
Melalui kegiatan ini, anak-anak didorong untuk peduli sejak dini terhadap isu-isu lingkungan hidup yang nyata mereka hadapi sehari-hari.
Setelah kegiatan lingkungan, peserta edutrip diajak ke Museum dan Galeri SBY-ANI untuk mengenal lebih dekat perjalanan hidup Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono. Anak-anak tampak antusias melihat replika masa kecil, perjuangan pendidikan, hingga kiprah nasional seorang tokoh asal Pacitan ini.“Kami ingin anak-anak tidak hanya senang, tapi juga punya semangat baru setelah pulang. Siapa tahu, dari sini lahir pemimpin masa depan dari kalangan anak yatim,” tambah Fitri.
Kegiatan ini merupakan kolaborasi apik antara LMI, MT Ummi Sholihah, Trash Hero Pacitan, Sahabat Penyu, dan Museum SBY-ANI. Semangat gotong royong inilah yang menjadikan kegiatan Edutrip Muharram bukan sekadar acara tahunan, tapi pengalaman yang membekas dan membangun karakter.