Di Pasar Mini Tukang Patri Bertahan Mengais Rezeki

Penyedia jasa patri emas di Pacitan
(Foto:kabarpacitan)
Pelaku usaha jasa perbaikan perhiasan emas di Pacitan terus bertahan ditengah gerusan zaman. Mereka terus berkarya dengan peralatan sederhana. Ini seperti terlihat di pasar mini Kelurahan Baleharjo, Pacitan. Di kios berukuran kecil itu seorang tukang patri dan sepuh emas tampak serius melayani pelanggannya.

Dia adalah Suyudi (66), warga Desa Tanjungsari,Pacitan. Selama puluhan tahun pria paruh baya itu terus setia menekuni profesinya. Bekalnya hanya alat tradisional dan keahlian yang diperoleh sejak muda.

“Sudah 42 tahun bekerja seperti ini.Alatnya manual (berupa) kikir, palu, tang dan gunting. Modal lainnya bahan emas, tembaga, air raksa dan potasium. Sedangkan alat pemanas berupa kompor yang di desain khusus,” ucapnya pada kabarpacitan.com, Kamis (30/8), kemarin.

Di era modern peminat jasa patri dan penyepuhan emas konservatif mulai berkurang. Terlebih peralatan canggih bermunculan mengiringi perkembangan waktu.

“Ya tentunya berbeda. Dulu hampir tiap hari ada pengunjung. Kalau sekarang ini tak pasti. Tapi namanya rezeki sudah ada yang mengatur jadi dijalani saja,” jelasnya.

Tiap menyelesaikan pesanan pelanggan bapak 3 anak ini menerima upah antara Rp 10 ribu hingga Rp 20 ribu. Hanya saja hasil yang didapat tiap harinya tidak menentu. Jika beruntung kakek tangguh itu bisa meraup Rp 100 ribu. Namun tak jarang dia pulang ke rumah tanpa penghasilan.

“Ongkos jasanya tergantung tingkat kesulitan, ukuran dan jenis perhiasan,” imbuhnya.  

Suyudi, hanya satu diantara banyak pelaku usaha kuno yang bertahan ditengah gempuran tekhnologi. Baginya tukang patri dan penyepuhan emas jadi profesi pilihan demi menghidupi keluarganya. Perhatian pemerintah dalam bentuk fasilitasi dibutuhkan agar usaha kecil turun temurun ini tetap bertahan sepanjang masa.

Reporter : Edwin Adji
Editor     : Sujarismanto

Post a Comment

Previous Post Next Post

Contact Form