Pacitan – Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Pacitan menyoroti peran Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disbudparpora) Pacitan yang dinilai masih lemah dalam mengembangkan potensi wisata daerah. Hal ini mencuat setelah digelarnya Ekspedisi Merah Putih (EMP), sebuah agenda berskala nasional yang justru diinisiasi oleh Presiden ke 6, Susilo Bambang Yudhoyono, bukan oleh daerah sendiri.
Ketua Umum HMI Pacitan, Roky Prima Utama, menilai EMP yang menghadirkan wisata bahari dan eksotika pantai Pacitan memang patut diapresiasi, tetapi sekaligus menjadi alarm bagi lemahnya inisiatif lokal. “Seharusnya Disbudparpora berdiri di garda terdepan dalam melakukan branding wisata. Nyatanya, EMP justru datang dari SBY. Ini menunjukkan ada ruang kosong yang belum diisi oleh daerah,” tegasnya.
Menurut Roky, potensi pariwisata Pacitan yang begitu besar akan sia-sia jika hanya mengandalkan momen-momen seremonial tanpa strategi berkelanjutan. EMP akan berlalu dalam hitungan hari, tetapi bagaimana kelanjutannya? Apakah masyarakat benar-benar merasakan dampak ekonomi dan sosialnya? Disinilah seharusnya Disbudparpora bekerja keras,” imbuhnya.
HMI Pacitan memberikan tiga dorongan penting kepada Disbudparpora:
(1) Menyusun roadmap pariwisata berjangka panjang yang tidak hanya berorientasi pada event, tetapi juga penguatan ekonomi kreatif masyarakat lokal. (2) Transparansi program dan anggaran, agar masyarakat tahu arah pembangunan pariwisata Pacitan. (3) Menguatkan sinergi dengan komunitas lokal sehingga masyarakat pesisir dan pelaku seni budaya menjadi subjek, bukan hanya objek pariwisata.
HMI Pacitan berharap EMP tidak berhenti sebagai pesta wisata sesaat, tetapi menjadi momentum untuk membangkitkan kesadaran dan tanggung jawab pemerintah daerah. “Kami ingin melihat Disbudparpora tidak hanya mendompleng program pusat, tetapi menjadi motor penggerak pariwisata Pacitan yang berdaya saing,” pungkas Roky.