![]() |
Pengurus HMI Pacitan beri piagam apresiasi untuk Kapolres di Mapolres Pacitan (7/7/2025) |
Pacitan–Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Pacitan secara resmi menyerahkan piagam apresiasi kepada Kapolres Pacitan AKBP Ayub Diponegoro Azhar pada Senin, 7 Juli 2025, bertempat di Mapolres Pacitan. Penghargaan ini diberikan sebagai bentuk penghormatan atas respon cepat Kapolres dalam menjawab aspirasi masyarakat, khususnya tuntutan HMI dalam aksi demonstrasi terkait maraknya balap liar di Pacitan.
Ketua Umum HMI Cabang Pacitan, Roky Prima Utama, menyampaikan bahwa langkah Kapolres dalam menggagas Pancer Door Street Race patut diapresiasi sebagai pendekatan yang solutif dan humanis.“Kami mengapresiasi Kapolres Pacitan yang telah membuka ruang aman dan legal bagi anak muda untuk menyalurkan minat balapnya. Ini bukan hanya jawaban atas tuntutan kami saat aksi, tapi juga langkah konkret yang menyentuh akar persoalan,” ujar Roki.
Seperti diketahui, beberapa waktu lalu HMI Pacitan menggelar aksi demonstrasi menuntut kepolisian dan pemangku kebijakan agar bertindak terhadap balap liar yang meresahkan masyarakat. Salah satu tuntutannya adalah penyediaan fasilitas legal agar para pemuda tidak lagi menggunakan jalan umum sebagai arena balap.
Kini, melalui program Pancer Door Street Race, Polres Pacitan secara rutin menggelar latihan balap legal di kawasan wisata Pancer Door, dua kali dalam sebulan, setiap Jumat siang. Inisiatif ini mendapat sambutan hangat dari berbagai kalangan, termasuk komunitas otomotif dan masyarakat umum.
Sementara itu, Yusuf Mukib, Kabid Partisipasi Pembangunan Daerah (PPD) HMI Cabang Pacitan, menilai bahwa sinergi antara masyarakat sipil dan aparat seperti ini menjadi teladan bagi penyelesaian persoalan sosial lainnya di daerah.“Apa yang dilakukan Kapolres menunjukkan bahwa pendekatan dialog dan partisipatif bisa menghasilkan solusi nyata. Kami berharap model kolaborasi ini terus dijaga dan dikembangkan untuk isu-isu lain di Pacitan,” ujar Yusuf.
HMI Cabang Pacitan menegaskan bahwa pemberian penghargaan ini bukan sekadar simbolis, namun juga penanda bahwa mahasiswa siap mengapresiasi ketika aspirasi ditanggapi secara serius dan berkelanjutan.