Ruang Film Pacitan, Hidupkan Budaya dan Literasi Film Lewat Layar Tancap


Layar Kembali di Tancap di Pantai Pancer Door

Pacitan – Ruang Film Pacitan menggelar program Layar Kembali Ditancap, sebuah inisiatif yang bertujuan untuk memperkuat budaya lokal dan meningkatkan literasi audiovisual masyarakat. Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Sinema Mikro yang didukung oleh Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia melalui LPDP dan Dana Indonesiana.

Mengusung semangat nostalgia, program ini menghadirkan kembali tradisi layar tancap yang pernah menjadi bagian dari kehidupan sosial masyarakat Pacitan, khususnya pada era 1970-an hingga 1990-an. Pada masa itu, bioskop rakyat sempat eksis di Balai Desa Tanjungsari dan Punung, hingga akhirnya tutup pada tahun 1999 dengan film Titanic sebagai penayangan terakhir. Kini, layar tancap kembali menyala, namun dalam format yang lebih modern dan edukatif.

Program Layar Kembali Ditancap akan menggelar pemutaran film pendek di tujuh lokasi strategis dan bersejarah di Pacitan, antara lain Sentono Gentong, Pantai Pancer Door, Museum Song Terus, Goa Tabuhan, Monumen Jenderal Sudirman, dan Pondok Pesantren Tremas. Setiap lokasi dikemas dengan tema tersendiri yang mencerminkan nilai sejarah dan karakter lokal, seperti Layar Gentong, Layar Perahu, hingga Layar Santri.

Sejumlah penonton memadati Pantai Pancer Door, menikmati suguhan Layar Tancap dari Ruang Film.


Ketua Ruang Film Pacitan, Idham Nugrahadi, menjelaskan bahwa pemutaran film ini tidak hanya bertujuan sebagai hiburan, tetapi juga sebagai sarana edukatif. “Kami ingin masyarakat tidak sekadar menonton, tetapi juga belajar memahami visual, nilai budaya, serta teknik sinematografi secara sederhana,” ujarnya. Oleh karena itu, setiap sesi pemutaran akan dilengkapi dengan diskusi film bersama pelajar, komunitas, dan masyarakat umum.

Program ini menargetkan total 1.750 penonton dari berbagai latar belakang, termasuk pelajar dan mahasiswa, komunitas budaya, pelaku UMKM, hingga budayawan. Kegiatan ini juga dirancang untuk membangun ruang dialog budaya, memperkuat apresiasi terhadap karya film pendek, serta menumbuhkan ketertarikan masyarakat – terutama generasi muda – terhadap dunia perfilman lokal dan produksi kreatif.

Dengan menggabungkan elemen sejarah, hiburan, dan pendidikan, Layar Kembali Ditancap hadir sebagai upaya konkret dalam memajukan kebudayaan Pacitan melalui media film. Di tengah perubahan zaman, layar tancap kini tidak hanya menjadi tempat menonton, tetapi juga menjadi ruang refleksi, belajar bersama, dan mempererat jalinan antara masyarakat dengan warisan budaya mereka sendiri.

Post a Comment

Previous Post Next Post

Contact Form