Mitos Kesehatan Paling Populer yang Sesungguhnya Tak Pernah Bisa Terbukti Secara Ilmiah


Banyak sekali mitos seputar kesehatan yang beredar dan berkembang di masyarakat. Namanya juga mitos, kebanyakan juga muncul tanpa sumber yang jelas, boro-boro dilandasi penelitian atau ilmu. Saking sudah luas diketahui oleh siapa pun, dan juga bersifat turun temurun, semua hal yang tak berdasar itu akhirnya dianggap sebagai suatu kebenaran. Padahal belum tentu juga. Wah, kalau dipikir-pikir, berarti sebenarnya hoaks itu sudah ada sejak zaman nenek moyang ya, kalau begini?

Jadi, Mitos Kesehatan Paling Populer apa saja nih yang hoaks banget tapi masih tetap saja beredar sampai hari ini 

1. Ibu hamil tak boleh makan ikan

Memang ada yang mengatakan, bahwa ikan adalah pantangan bagi ibu hamil. Padahal sebuah penelitian yang ada dalam American Journal of Epidemiology menyebutkan, bahwa dengan mengonsumsi ikan 3 hingga 4 porsi setiap minggu selama menjalani kehamilan akan dapat membantu memaksimalkan perkembangan otak janin. Apalagi kalau ikannya memiliki kandungan Omega 3 yang tinggi, seperti ikan salmon misalnya.

Sumber dari mitos kesehatan kehamilan ini mungkin berdasar pada ketakutan akan kandungan yang mungkin terdapat dalam ikan mentah. Beberapa ikan memang diklaim mengandung logam berat–seperti merkuri–yang kalau sampai meracuni janin di dalam kandungan bisa berakibat fatal, bahkan bisa memicu lahir dalam kondisi cacat fisik hingga kematian.


Memang belum ada penelitian yang secara jelas melarang ibu hamil untuk mengonsumsi ikan, hanya saja memang kita harus lebih selektif dalam pemilihan ikan yang ingin kita makan. Pilihlah ikan-ikan yang risiko terkontaminasi logam beratnya rendah. Beberapa ikan yang berisiko tinggi merkuri adalah ikan todak, makarel, tilefish, tuna, dan hiu.

2. Kebiasaan menggeretakkan jari bisa menyebabkan radang sendi

Ada beberapa orang yang punya kebiasaan sering menggeretakkan jari tangan mereka. Biasanya sih hal ini dilakukan saat tangan terasa pegal ataupun lelah, misalnya setelah menulis atau mengetik selama berjam-jam.

Terkait kebiasaan ini, ada mitos yang menyatakan, bahwa hal tersebut tak baik bagi kesehatan kita. Katanya sih, dapat memicu radang sendi atau arthritis.

Wah, serem juga ya? Tapi apakah hal itu benar?

Faktanya, belum pernah ada ahli kesehatan satu pun yang membenarkan pernyataan tersebut. Antara gangguan sendi dengan kebiasaan menggeretakkan jari sama sekali tak ada hubungannya.

3. Sering mengonsumsi telur bisa menimbulkan bisul

Ada satu lagi mitos kesehatan yang sudah terlanjur dipercaya oleh banyak orang, yaitu kalau kebanyakan mengonsumsi telur maka dapat menimbulkan bisul.

Apakah itu benar?

Fakta yang ada, telur merupakan makanan bergizi yang kaya akan vitamin, mineral, dan protein. Mengonsumsi telur tidak akan memicu bisul, selama kita tak punya alergi. Jadi mengonsumsi telur itu aman.

4. Bra dengan kawat bisa memicu kanker

Konon memang ada yang mengatakan bahwa bra dengan kawat bisa memicu kanker payudara, lantaran kawat pada bra tersebut bisa menekansistem limfatik payudara, yang bisa menyebabkan terakumulasinya racun hingga semakin meningkatkan risiko cepatnya pertumbuhan sel-sel kanker pada payudara.

Benar tidak ya, pernyataan ini?

Faktanya, hal tersebut tidak pernah ditunjang oleh penelitian yang konkret. Penggunaan bra dengan kawat sama sekali tidak ada hubungannya dengan tumbuhnya sel kanker payudara.

Seperti yang kita tahu, pencetus kanker adalah kebiasaan atau pola hidup kita yang tak bagus, seperti punya kebiasaan merokok, sering mengonsumsi alkohol, serta makan makanan yang mengandung zat tambahan–seperti MSG, pewarna, pemanis buatan, dan pengawet–terlalu sering.

5. Makanan manis bisa menyebabkan anak menjadi hiperaktif

“Jangan beri anak makanan yang manis-manis terus, nanti jadi hiperaktif lo!”

Nah, pasti pernah juga mendengar mitos kesehatan ini kan ya? Memang, ini adalah salah satu mitos kesehatan dan perkembangan anak yang banyak banget dipercaya oleh masyarakat, bahwa memberikan terlalu banyak gula pada anak bisa membuat si kecil jadi semakin bandel, alias aktif berlebihan. Lebih konyol lagi, aktif berlebihan ini diartikan sebagai hiperaktif.

Padahal anak aktif dan anak hiperaktif itu berbeda jauh lo, karena anak hiperaktif termasuk dalam golongan anak berkebutuhan khusus. Sedangkan anak aktif adalah anak yang aktif bergerak dan bereksplorasi, bukan anak berkebutuhan khusus.

Faktanya, jika ditelaah dari sisi sains, mitos kesehatan ini juga sama sekali tidak benar! Keaktifan  anak sama sekali tidak dipengaruhi oleh makanan manis yang dikonsumsinya.

Namun, bukan berarti anak lantas boleh mengonsumsi makanan manis sebanyak-banyaknya. Nyatanya, mengonsumsi makanan manis secara berlebihan juga bisa mengancam kesehatan si kecil, karena bisa memicu obesitas, meningkatkan risiko penyakit, seperti diabetes, jantung, dan penyakit degeneratif lainnya.

Post a Comment

Previous Post Next Post

Contact Form