Madu Lebih Sehat dari Gula Pasir, Faktar atau Mitos?

Tips Sehat - Madu dianggap lebih baik dari gula, karena madu mengandung beragam nutrisi yang tidak terdapat pada gula, meskipun kalori dalam madu disebut lebih tinggi dari gula.  

Madu Lebih Sehat dari Gula Pasir, Faktar atau Mitos? Berikut penjelasannya, dikutip walipop.detik.com. Madu sering dijadikan sebagai pemanis yang lebih sehat ketimbang gula pasir. Jika dibandingkan dengan gula pasir atau gula cair yang telah banyak melalui tahapan proses dalam pembuatannya, madu alami memang menjadi alternatif yang lebih baik.

Ilustrasi: Madu

Karena merupakan substansi alami yang dihasilkan langsung oleh alam, banyak orang menganggap madu sebagai 'makanan super' yang tinggi nutrisi. Tapi benarkah madu sesehat yang dipercaya orang selama ini? 

Madu memang berbeda dengan gula pasir, gula cair atau gula batu dilihat dari kandungannya. Gula yang banyak digunakan saat ini termasuk jenis sukrosa yang diproses oleh insulin. Pankreas merupakan organ yang bertugas memproduksi hormon ini. Sementara madu 55 persennya adalah fruktosa, jenis gula yang sama yang terdapat pada buah. Ketika masuk ke dalam tubuh fruktosa akan diproses oleh liver. 

Yang perlu diperhatikan, meskipun jenis gula pada madu dan gula pasir berbeda namun tetap menimbulkan efek yang sama pada tubuh yaitu sama-sama menaikkan kadar gula dalam darah secara drastis. Ketika kadar gula naik maka pankreas akan memproduksi insulin yang mengakibatkan tubuh menyimpan kelebihan lemak dan akhirnya berat badan pun naik.

Ketika dikonsumsi secara berlebihan, produk yang mengandung fruktosa bisa meningkatkan kemungkinan obesitas, gangguan jantung dan penyakit liver. Sama seperti yang terjadi ketika mengonsumsi gula olahan. Ditambah lagi gula jenis fruktosa juga bisa mengikis kandungan mineral penting di dalam tubuh. 

Tak hanya fruktosa yang terkandung dalam madu, tapi juga jenis gula lainnya. Dijelaskan pakar nutrisi dr. Johannes Chandrawinata, SpKG, ada tiga jenis gula yang terkandung dalam madu yaitu sukrosa, fruktosa dan glukosa. Sukrosa sendiri merupakan kombinasi dari dua macam gula, glukosa dan fruktosa.

Jadi bisa dibayangkan konsentrasi gula pada madu yang mungkin jauh lebih tinggi ketimbang gula olahan. Selain itu madu juga tinggi kalori. Satu sendok teh madu mengandung sekitar 22 kalori sementara gula pasir atau cair sekitar 16 kalori per satu sendok teh.

"Sebenarnya sama saja seperti gula pasir," tambah dr. Johannes.

Lalu bagaimana dengan kandungan nutrisi di dalam madu yang banyak 'dielu-elukan' orang? Menurut terapis gizi Ian Marber seperti dikutip dari Daily Mail, madu memang memiliki sejumlah vitamin dan mineral seperti niacin, riboflavin, thiamine dan vitamin B6. Namun jumlahnya hanya sekitar dua persen dari keseluruhan kandungan pada madu. Persentase gula lah yang lebih banyak ketimbang nutrisinya.

Jadi apakah madu sebenarnya adalah 'musuh' bagi kesehatan tubuh dan sebaiknya tidak dikonsumsi? Tidak selalu. Bagaimanapun juga tubuh tetap memerlukan gula sebagai tambahan energi hanya saja konsumsinya harus dibatasi. Kelebihan gula tidak akan memberi manfaat apa pun bagi tubuh tapi justru bisa membawa dampak buruk.

World Health Organisation merekomendasikan konsumsi gula tidak lebih dari enam sendok teh per hari. Jumlah itu bisa berasal dari karbohidrat, gula pasir, gula cair, gula pada buah-buahan juga gula dari madu.

Post a Comment

Previous Post Next Post

Contact Form