Profil Desa & Kelurahan, Desa Tanjungpuro Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Pacitan

Sindopos.com - Profil Desa Tanjungpuro Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Pacitan.

Profil Desa & Kelurahan, Desa Tanjungpuro  Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Pacitan
Profil Desa & Kelurahan, Desa Tanjungpuro Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Pacitan


 

Kondisi  Desa Tanjungpuro Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Pacitan

Pentingnya memahami kondisi desa untuk mengetahui keterkaitan perencanaan dengan muatan pendukung dan permasalahan yang ada, memberikan arti penting keputusan pembangunan sebagai langkah mendayagunakan dan penyelesaian masalah di masyarakat.

Desa Tanjungpuro merupakan salah satu dari 18 desa di wilayah Kecamatan Ngadirojo, yang terletak 3 Km ke arah selatan kota Kecamatan dan mempunyai luas wilayah 362,8 ha.
Adapun batas-batas wilayah desa Tanjungpuro sebagai berikut :

BATAS  DESA
Sebelah Utara    :  Desa Wiyoro
Sebelah Timur    :  Desa Pager Kidul (Kec. Sudimoro)
Sebelah Selatan  :  Desa Hadiluwih
Sebalah Barat     :  Desa Pagerejo
  
Iklim Desa Tanjungpuro sebagaimana desa-desa lain di wilayah Indonesia mempunyai iklim kemarau dan penghujan. Hal tersebut mempunyai pengaruh langsung terhadap pola tanam yang ada di Desa Tanjungpuro Kecamatan Ngadirojo.



Sejarah Desa Tanjungpuro Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Pacitan

SEJARAH SINGKAT DESA TANJUNGPURO

Menurut Babad Lorog pada abad ke-17,  datanglah  seorang Putera Raja dari tanah Bandung Priyangan.  Beliau bersuwita ke Adipati Batara Katong di PONOROGO. Beliau mohon pada Adipati, apabila diperkenankan akan minta hutan untuk diubah menjadi pedesaan. Sang Adipati mengabulkan permintaannya, dan diberi hutan di daerah pantai selatan. Mulailah beliau membabat hutan tersebut dan dari sekian luas daerah yang dibabat jadi pemukiman. Hanya di daerah LOROGlah beliau merasa senang dan tenang untuk bermukim karena daerahnya subur, datarannya agak luas serta murah air. 

Karena berasal dari Bandung Priayangan, maka beliau dikenal banyak orang menyebutnya Kyai BANDUNG. Daerah yang ditempati untuk bermukimnyapun dinamakan desa Bandung disesuaikan dengan nama yang cikal bakal daerah itu.

Pada suatu saat, ki Ageng Bandung menjelajah hutan ke arah Timur dari dusun Bandung. Di situ ki Ageng Bandung mendengar suara burung perkutut yang berbunyi sesautan. Ki Bandung tertarik sekali mendengar suara burung tersebut, maka perjalanannyapun mendekat kearah suara burung tadi . Setelah datang ditempat suara burung tersebut, beliau melihat burung tadi hinggap di pohon Tanjung Sakembaran.

Di sebelah utara pohon Tanjung ada rumah pendapa berbentuk joglo. Disebelah selatan pendapa ada masjidnya, pagarnya dari bata merah yang belum dibakar (mentah) bentuk jopglo beratap ilalang dan di depannya berdiri sebuah gapuro. Namun semuanya tadi belum ada penghuninya (suwung) belum ada seorangpun yang menghuni tempat itu. 

Ki Ageng Bandung sangat heran  dalam hati, bahwa di tengah hutan belantara ada sebuah rumah dan masjid, tidak tahu siapa yang membuat serta siapa yang memiliki. Ki Ageng Bandung langsung saja masuk ke pendopo tersebut dan disitu Beliau mendapat petunjuk berupa tulisan / serat Sastra Jawa Kuno yang berbunyi “Apabila hutan ini telah dibabat dan menjadi suatu pedesaan, Pendopo ini saya cadangkan untuk siapa yang menjadi lurah, dan masjid di depan pendopo ini agar digunakan belajar para santri. Yang membuat Pendopo dan Masjid ini saya SOENAN GESENG”.

Setelah surat dibaca oleh Ki Ageng Bandung kemudian beliau masuk ke Masjid dan beliau melihat ke atas/atapnya yang terbuat dari ilalang dan disitu ada sebuah kepek (tas terbuat dari menjalin) yang tergantung. Segera kepek diturunkan dan dibuka, di dalamnya berisi baju dan jubah poleng serta baju sadariyah kesten putih tenunan jawa asli, serta alat pertukangan yang telah menyatu karena berkarat (tatah, pethel, gergaji dll)

Sesudah mengetahui isinya oleh Ki Ageng Bandung kepek tersebut dikembalikan dan digantungkan seperti semula.

Setelah hutan tersebut berubah menjadi suatu pedesaan oleh keturunan Ki Ageng Bandung desa tersebut dinamakan Tanjungpuro serta berlanjut sampai sekarang. Nama Desa Tanjungpuro dikaitkan dengan adanya Pohon Tanjung sakembaran dan di depan Masjid berdiri sebuah gapuro. 


Demografi Desa Tanjungpuro Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Pacitan

Desa Tanjungpuro terdiri dari 4 Dusun dengan jumlah penduduk 1890 jiwa dan terdiri dari 570 KK, dengan rincian sebagai berikut :

Tabel Jumlah Penduduk

No.

Jenis Kelamin

Jumlah
1.
Laki – laki
918 orang
2.
Perempuan
972 orang
3.
Kepala Keluarga
570   KK


Tabel Jumlah Penduduk Menurut Umur

No.

Umur (Tahun)

Jumlah (Jiwa)
1.
  < 5
104
2.
 5 - 10
152
3.
10 - 15
148
4.
15 - 20
150
5.
20 -  25
146
6.
25 - 30
125
7.
30 - 35
112
8.
35 - 40
142
9.
40 - 45
147
10
45 - 50
140
11.
50 - 55
118
12.
55 - 60
91
13.
60 - 65
84
14.
     > 65
231
Jumlah
1890



Keadaan Sosial Desa Tanjungpuro Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Pacitan

Tingkat Pendidikan Masyaratkat Desa Tanjungpuro adalah sebagai berkut  :

Tabel Tingkat Pendidikan Masyarakat
No.
Tingkat Pendidikan
Jumlah
1.
Tidak sekolah / Buta Huruf
76
2.
Tidak Tamat SD / Sederajat
144
3.
Tamat SD / Sederajat
448
4.
Tamat SLTP / Sederajat
247
5.
Tamat SLTA / Sederajat
498
6.
Tamat D1, D2, D3
97
7.
Sarjana / S-1, S-2
101

Kesenian yang masih ada di masyarakat Desa Tanjungpuro adalah sebagai berikut :

Tabel Kesenian Masyarakat
No.
Jenis Kesenian
Jumlah
Kelompok
Status
1.
Karawitan
1
Aktif
2.
Wayang
1
Aktif
3.
Hadrah/Samproh
2
Aktif


Keadaan Ekonomi Desa Tanjungpuro Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Pacitan

Desa Tanjungpuro merupakan Desa pertanian, maka sebagian besar mata pencaharian penduduknya bertani, selengkapnya sebagai berikut  :
Tabel Mata Pencaharian Penduduk
Petani
Pedagang
PNS
Tukang / Jasa
Lain-lain

511

81

96

70

163

Jumlah Kepemilikan hewan ternak Penduduk Desa Tanjungpuro adalah sebagai berikut :

Tabel Kepemilikan Ternak
Ayam/Itik
Kambing
Sapi
Walet
Lele

334

154

77

500

3000



Post a Comment

Previous Post Next Post

Contact Form