Varian Virus Corona AY.4.2 (Delta Plus) Daya Penularanya 10 Persen Lebih Kuat dari Varian Delta Biasa.

JUMAT, 12 November 2021. Varian Delta Plus belum ditemukan di Indonesia. Daya penularanya dilaporkan 10 persen lebih kuat dari varian Delta biasa. Sejauh ini, 92 persen infeksi Delta Plus hanya terjadi di Ingggris.

Dilansir dari portal informasi dan berita resmi Indonesia Indonesia.go.id (11 November 2021) Ancaman badai Covid-19 terus berkembang dinamis dan pemerintah selalu menyiapkan kebijakan taktis. Maka, Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, untuk mengantisipasi penyebaran varian virus corona AY.4.2 (Delta Plus), yang  dilaporkan telah masuk ke negara jiran Malaysia, tak tertutup kemungkinan pemerintah memperpanjang masa karantina bagi pelaku perjalanan internasional.

"Sekarang sudah ada dari Inggris yang masuk ke Malaysia, yakni varian Delta AY.4.2, dan ini menurut saya harus kita waspadai," ujar Luhut, dalam konferensi pers melalui Youtube Sekretariat Presiden, Senin (8/11/2021).

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan ingatkan kewaspadaan terhadap Covid-19 varian Delta Plus yang amat berbahaya. ANTARA FOTO



Perubahan peraturan bisa sewaktu-waktu diberlakukan. "Jadi bukan tak mungkin nanti kalau orang datang dari luar, kita berlakukan karantinanya jadi tujuh hari," lanjutnya.

Luhut menuturkan, proses pengambilan keputusan soal kebijakan penanganan pandemi saat ini  berbasis sains. Pemerintah telah memiliki data terkini, sudah memahami membaca data itu, dan percaya diri untuk mengambil keputusan secara jernih. Keputusan yang cepat menjadi kebutuhan.

"Jadi, saya mohon teman-teman di luar, jangan berpikiran bahwa kita ini tak konsisten. Kami sangat konsisten. Yang tidak  konsisten itu penyakitnya. Strategi kita, taktik kita, akan selalu bermuara pada bagaimana perilaku Covid-19 ini," kata Menko Luhut yang juga koordinator pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) untuk wilayah Jawa-Bali.

Untuk diketahui, saat ini pemerintah menetapkan masa karantina tiga hari untuk pelaku perjalanan internasional yang masuk ke Indonesia, bagi yang sudah menjalani vaksinasi Covid-19 dosis lengkap. Untuk mereka yang baru menjalani vaksin dosis pertama, masa karantinanya lima hari. Bila terjadi perubahan durasi karantina, langkah ini antara lain dimaksudkan untuk menangkal corona AY.4.2, momok baru yang menjadi salah satu penyebab lonjakan kasus Covid-19 di Inggris sejak Juli lalu.

Sejauh ini, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin memastikan, varian AY.4.2 ini belum terdeteksi ada ke Indonesia. “AY.4.2 sudah ditemukan di Malaysia, tetapi belum atau tidak terdeteksi di Indonesia sampai sekarang. kita melakukan genome sequencing antara 1.500 sampai 1.800 sebulan," kata Menkes Budi Gunadi Sadikin, dalam konferensi seusai rapat terbatas evaluasi PPKM, Senin (8/11/2021).

Pemerintah sudah mengetatkan pengawasan di semua pos perbatasan Malaysia-Indonesia sebagai antisipasi. "Sampai sekarang kita belum lihat (ada kasus), tetapi perbatasan-perbatasan tetap kita jaga. Apalagi, dari Malaysia itu banyak orang Indonesia pulang dan pergi baik lewat jalur darat, laut, maupun udara udara," ujar Menkes.

Kewaspadaan  akan varian baru ini, menurut Menkes, sangat ditekankan, karena varian ini dikhawatirkan ia lebih ganas dari varian Delta, setidaknya ia terbukti lebih kuat melewati hadangan vaksin untuk melakukan penularan. Hasil surveilance Badan Litbang Kesehatan, periode Januari 17 Oktober 2021  menunjukkan, dari 7.853 spesimen yang diperiksa secara whole genome squencing (WGS), terlihat 3.738 varian lama, yang umumnya ditemukan di kuartal pertama dan kedua. Berikutnya, yang sangat dominan adalah Varian Delta (B.1.617.2) yang ditemukan pada 4.825 spesimen.

Varian asal India itu telah tersebar merata dan dominan di seluruh provinsi Indonesia. Semuanya masih dalam tipe lama, yang disebut Delta AY.4. Ada pun varian Beta (B1.351) asal Afrika Selatan hanya ditemukan pada 22 spesimen di Jawa-Bali. Varian Alpha (B.117) asal Inggris, ditemukan pada 68 spesimen, beredar di Sumatra dan sebagian besar di Jawa. Tak ada varian AY.4.2.

Post a Comment

Previous Post Next Post

Contact Form