Sindopos.com - Perusahaan Makanan Indonesia Jajaki Pasar Afrika
Dubes RI Dakar Mansyur Pangeran Diwawancari oleh Jurnalis Setempat di Kantor KADIN Kaolack |
Kini bukan hanya Indomie yang dikenal di Senegal, produk mie instan kebanggaan nasional lainnya“Mie Sedap” yang diimpordari Indonesia telah merambah ke negara yang terletak di ujung paling barat di benua Afrika tersebut.
Dalam pameran dagang internasional yang berlangsung di Kaolack (Foire Internationale de Kaolack/FIKA), salah satu Provinsi di Senegal, stand pameran KBRI Dakartidak henti-hentinya diramaikan oleh pengunjung yang ingin mencoba kelezatan rasa “Mie Sedap”. Bahkan, Menteri UrusanPlan Senegal Emergent, Abdoul Aziz Tall,setelah membuka secara resmi ajang pameran dagang internasional tersebut menyempatkan diri berkunjung ke stand KBRI untuk mencicipi kelezatan “Mie Sedap”.
Beberapa Kepala Perwakilan Asing di Senegal juga turut berkunjung ke stand KBRI dan mencicipi lezatnya rasa “Mie Sedap” sekaligus mengucapkan selamat kepada Duta Besar RI Dakar, Mansyur Pangeran, atas terpilihnya Indonesia sebagai Tamu KehormatanuntukFoire Internationale de Kaolack tahun 2018.
Bangsa Indonesia patut berbangga dengan hadirnya “Mie Sedap” di Senegal karena “Mie Sedap” diimpor secara langsung oleh seorang pengusaha terkaya dan terhormat di Senegal yang bernama Serigne Mboup sekaligus merupakan Ketua KADIN Senegal yang membawahi 14 KADIN Provinsi di Senegal. Dengan terpilihnya Indonesia sebagai Tamu Kehormatan FIKA padatahun 2018 dapat dimanfaatkan sebagai peluang untuk mempromosikan berbagai produk kebanggaan nasional di Senegal. Kedekatan antara Serigne Mboup dengan Indonesia merupakan peluang emas sekaligus pintu masuk bagi para pengusaha Indonesia untuk melakukan ekspansi ke Senegal.
Serigne Mboup juga memiliki perusahaan besar yang bernama CCBM Grup yang memiliki kemitraan dengan perusahaan-perusahaan ternama dunia seperti Samsung dan Volkswagen. Pada tahun 2009 CCBM Grup mencetak keuntungan hingga 40 miliar CFA dengan hanya mempekerjakan kurang dari 1000 karyawan.CCBM Grup bergerak di bidang produksi dan distribusi makanan, asembling mobil, elektronik, transport dan travel, jasa dan teknologi, serta konstruksi dan real estate.Serigne Mboup juga mengimpor produk nasional “So Klin” dan “Santex” yang sangat populer di kalangan masyarakat Senegal. Di Kaolack,iklan produk So Klin pun sangat mudah terlihat di papan-papan iklan pusat kota dan dinding-dinding di sekitar kawasan pameran.
Dubes Mansyur Pangeran menyatakan tujuan keikutsertaan KBRI Dakar pada FIKA ke-2 2017 ini adalah untuk mempromosikan berbagai produksi industri strategis dan produksi industri nasional Indonesia tidak hanya di ibukota tetapi juga di luar kota Dakar. Dubes Mansyur menegaskan bahwa KBRI juga membantu mempopulerkan “Mie Sedap” yang diimpor oleh Serigne Mboup.
Dubes Mansyur menjelaskan produk industri strategis yang dipromosikan pada pameran ini antara lain berupa brosur-brosur dari PT. DI seperti CN-235, N-219, PT. INKA, PT. Pindad, dan PT. Sritex. Sementara itu, barang-barang sampel yang dipamerkan antara lain produk dari PT. Gunung Subur (produk teh dan kopi), PT. Multistrada (produk ban Achilles), PT. Sentosa (produk alat pertanian dan traktor tangan), PT. Sinar Antjol dan PT. Sayap Mas(produk sabun/deterjen/lotion anti nyamuk), PT. Mayora Indah dan PT. TPS (kelapa goreng dan kelapa sawit), PT. Mikatasa Agung (produk lem dan cat), PT. Dragon (produk minyak/salep gosok anti nyeri, balsam) dan berbagai kain batik.
Dengan hadirnya “Mie Sedap” di Senegal diharapkan ke depannya Mie Sedap dapat membuka regional office di Senegal. Dengan adanya regional office akan memudahkan Mie Sedap untuk melakukan penetrasi ke pasar Afrika Barat sebagaimana yang telah dirintis sebelumnya oleh Indomie.
Ajang Foire Internationale de Kaolack atau FIKA tahun ini merupakan yang kedua kalinya diselenggarakan di Kaolack dengan Nigeria sebagai Tamu Kehormatan. FIKA 2017 diluncurkan secara resmi oleh Menteri UrusanPlan Senegal Emergent, Abdoul Aziz Tall, pada 2 Februari 2017, dan akan berlangsung selama 14 hari. FIKA tahun ini mengusung tema “South-South Partnership as a Major Challenge of Emergence in the ECOWAS Area” dan menampilkan sekitar 300 eksposan dari Senegal dan negara-negara Afrika lainnya seperti Benin, Mali dan Burkina Faso.
Kaolack yang berjarak lebih kurang 200 Km dari Kota Dakar merupakan daerah penghasil utama terbesar kacang tanah di Senegal. Produksi kacang tanah di Kaolack setiap tahunnya mencapai sekitar 500.000 ton. Pada pertengahan tahun 2015/2016, Senegal mencetak rekor produksi kacang tanah hingga mencapai 1,1 juta ton, naik 59% dari produksi tahun sebelumnya. Senegal mengekspor 65% kacang tanahnya ke China dan 33% ke Viet Nam. Sesuai data Kementerian Perdagangan RI, total perdagangan antara Indonesia dengan Senegal pada tahun 2015 mencapai 31.079.600 Dolar AS dengan surplus di pihak Indonesia.