Profil Desa & Kelurahan, Desa Truneng Kecamatan Slahung Kabupaten Ponorogo

Sindopos.com - Profil Desa Truneng Kecamatan Slahung Kabupaten Ponorogo

 
Profil Desa & Kelurahan, Desa Truneng Kecamatan Slahung Kabupaten Ponorogo
Profil Desa & Kelurahan, Desa Truneng Kecamatan Slahung Kabupaten Ponorogo

 

Kondisi Desa Truneng Kecamatan Slahung Kabupaten Ponorogo



Sejarah Desa Truneng Kecamatan Slahung Kabupaten Ponorogo 

Babat Desa Truneng

Menurut sumber yang terpercay yaitu sesepuh Desa Truneng terutama Mbah SOEMIRAN( Mantan Kepala Desa Tahun 1974 ) beliau menceritakan  bahwa yang babat Desa Truneng adalah   :

1. Mbah TANUGATI
2. Mbah TITO WONGSO
3. Mbah SONOYUDO

Ketiga orang tersebut adalah masih termasuk abdi abdi Kerajaan Mataram. Waktu itu akibat peperangan jaman Belanda berlari ke daerah Ponorogo bagian selatan. Setelah sampai di Ponorogo bagian selatan berjumpa dengan Raja Baka yang sedang berkelahi. Pada saat  berkelahi itu Raja Baka dan lawannya itu hanya tarik menarik saja ( ceneng-cenengan dalam bahasa Jawanya ). Tarik menariknya Raja Baka dalam lawannya itulah oleh Mbah Tanugati tempat itu dinamakan Truneng yang sampai sekarang disebut desa Truneng. Desa Truneng terletak di sebelah selatan dari kademangan Wengker kurang lebih 22 km, penduduknya secara umum berkelompok – kelompok yang sebagian  besar mata pencahariannya adalah bertani. Di masing-masing kelompok mempunyai kepala  kelompok yang kegunaannya  untuk mewakili anggota kelompok baik di dalam kelompok maupun diluar kelompok. Tanugati, Tito Wongso dan Sonoyudo. Ketiga orang tersebut mengembara dan mengembangkan ajaran agama Islam dimana beliau berada ( bertempat tinggal ). Pada awalnya perjuangan mengembangkan ajaran  agama islam di Desa Truneng kurang berhasil bahkan dapat dikatakan tidak berhasil, sebab waktu itu penduduknya masih banyak  yang terpengaruh oleh ajaran agama Hindu dan Budha.

Namun demikian ketiga orang tersebut tidak mudah putus asa dalam perjuangannya mengembangkan ajaran agama islam bahkan tambah bersemangat, atas Ridho dari Allah SWT dan akibat dari keuletan serta semangat yang cukup tinggi akhirnya ajaran agama islam bisa berkembang dengan baik bahkan bisa dikatakan  Truneng menjadi desa yang agamis dan mayoritas beragama Islam. Waktu itu  yang membantu perjuangan beliau adalah Poncosono.

Maka dari itu atas bantuan perjuangannya Poncosono diangkat sebagai bekel yang pertama di Desa Truneng. Selang beberapa tahun kemudian Tanugati, Tito Wongso dan Sonoyudo meninggal dunia dan dimakamkan  di Dukuh Setono Desa Truneng menjadi satu lokasi. Karena perjuangan beliau di Desa Truneng, sampai sekarang makam mbah Tanugati banyak yang berziaroh kirim do’a dengan bacaan Yassin dan Tahlil.

Itulah sedikit sejarah terjadinya Desa Truneng  semoga dapat menjadikan maklum bila ada kekurangan dan kesalahan dalam kami menuliskan sejarah tersebut, saran dan kritik kmi harapkan demi kesempurnaan sejarah desa tersebut.



Sejarah Pemerintahan Desa Truneng Kecamatan Slahung Kabupaten Ponorogo
       
1.    Kepala Desa Truneng yang pertama adalah Mbah Poncoleksono. Masa Kepemerintahan mulai Tahun 1832 sampai dengan 1860 M. Makam Kepala Desa Pertama  adalah terletak di Makam Setono Desa Truneng.
2.    Gantinya adalah Mbah Sebodrono Yang memiliki Masa Kepemimpinan mulai Tahun 1898 sampai dengan 1902. dan dimakamkan Makam Setono Truneng.
3.    Sepeninggal Mbah Sebodrono yang berkuasa antara Tahun 1910 M.  sampai dengan 1942 M. adalah Mbah Citro Sentono.
4.        Gantinya Mbah Hardjo Sentono.
Masa Kepemimpinan Mbah Hardjo Sentono adalah mulai Tahun 1950 M sampai dengan 1967 M. Dimakamkan di makam gede desa Truneng.
5.    Pengganti dari Mbah Hardjo Sentono adalah anaknya yang bernama Mbah Soemiran. Yang berkuasa mulai dari tahun 1975 sampai dengan 1989 M.
6.    Gantinya adalah anaknya yang bernama Bapak DAMUN mulai Tahun 1990 sampai dengan 1998.
7.    Setelah akhir masa jabatan Bapak DAMUN, Pemerintahan desa Truneng diteruskan oleh Bapak AJAR SANYOTO, mulai tahun 1998 sampai dengan tahun 2006. Selama menjabat sebagai Kepala Desa, Pembangunan yang telah dilaksanakan adalah 

a.    Pembangunan Pengerasan Jalan sepanjang 800 M. Dan jalan Tembus.
b.    Perbaikan  Kantor dan Balai Desa pada Tahun 2004 s/d 2005,
c.    Pembangunan Makadam
d.    Pembangunan Jembatan Dukuh Setono,
e.    Pembangunan Jembatan dan Pengaspalan Jalan.
f.    Pembangunan Jembatan  dan dam

Dalam Bidang Pemerintahan pada masa Kepemimpinan Bapak AJAR SANYOTO juga terdapat  perubahan-perubahan yang mendasar, antara lain; Perubahan Lembaga Musyawarah Desa (LMD) menjadi Badan Perwakilan Desa (BPD) dengan jumlah anggota 5 Orang dan Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD) digantikan namanya menjadi Lembaga Kemasyarakatan Desa (LKD). Kedua lembaga Desa ini berfungsi sebagai Partner Kerja dari Pemerintah Desa Truneng.

Sehubungan dengan masa Jabatan sebagai Kepala Desa telah Purna per 4 Juni 2006 maka ditunjuklah Bapak Tukiman (Kamituwo Dukuh Setono Desa Truneng) sebagai Penjabat Kepala Desa untuk mengisi masa-masa Transisi Kepemimpinan, agar kelanjutan Program Kerja Pembangunan di Desa Truneng dapat berjalan sesuai dengan rencana kerja dan harapan, cita-cita masyarakat Desa Truneng.

Salah satu tugas dari Penjabat Kepala Desa adalah memproses Pemilihan Kepala Desa, maka pada tanggal 24 April 2007 dilaksanakan pemilihan Kepala Desa dan berhasil memilih Saudara JARIYAH sebagai Kepala Desa Truneng dengan masa jabatan 6 Tahun yang dilantik pada tanggal 21 Mei 2007 di Pendopo Kabupaten Ponorogo Oleh Bapak Drs. H. Muhadi Suyono, M.Si. selaku  Bupati Ponorogo.



Demografi Desa Truneng Kecamatan Slahung Kabupaten Ponorogo

Keadaan Demografis Desa Truneng Kecamatan Slahung Kabupaten Ponorogo mencakup data sebagai berikut : 

a.    Kependudukan :
o    Laki-laki     =      461      Jiwa
o    Perempuan     =      464    Jiwa
Jumlah    =      925     Jiwa 

b.    Mata pencaharian  penduduk  :
o    Petani     =    203     Orang
o    PNS / TNI    =       20    Orang
o    Perdagangan     =        6     Orang
o    Pensiunan     =         6      Orang
o    Home Industri    =        1     Orang
o    Buruh tani     =     42    Orang
o    Jasa lainnya     =       -    Orang
o    Swasta    =      75    Orang
o    Buruh    =      -    Orang

c.    Usia produktif : 511 Orang

d.    Tingkat Pendidikan Penduduk :
o    Tributa    =          Orang
o    Tidak tamat SD    =     98    Orang
o    Tamat  SD     =    155     Orang
o    Tamat SLTP     =    340    Orang
o    Tamat  SLTA     =    122     Orang
o    Tamat Sarjana     =     28     Orang
e.    Menurut  Agama :
o    Islam     =    923     Orang
o    Katholik    =      2    Orang
o    Kristen     =      -       Orang
o    Hindu / Budha     =      -       Orang



Keadaan Sosial Desa Truneng Kecamatan Slahung Kabupaten Ponorogo
                                         
Desa Truneng mengalami Kemajuan yang sangat Pesat, antara lain : 

1.    Banyak berdiri tempat-tempat Ibadah seperti Masjid, 1 Buah Masjid,  6 Mushola yang tersebar di Wilayah Desa Truneng.
2.    Bidang Seni , Desa Truneng memiliki  Group Seni Reog yaitu : Seni REOG TANUGATI, dan      Bidang Budaya, Masyarakat Truneng Mayoritas aktif dalam kegiatan-kegiatan Lingkungan seperti Jamaah Yaasin, Pengajian, Majlis Ta’lim dan Kegiatan-kegiatan lainnya.




Keadaan Ekonomi Desa Truneng Kecamatan Slahung Kabupaten Ponorogo

1.    Potensi Unggulan Desa :
Dengan luas wilayah Desa Truneng seluruhnya adalah : 167,242 Ha  yang terdiri dari Luas Tanah Sawah : 48 Ha, Tanah Darat : 46 Ha, sedangkan 72 Ha merupakan tanah kering/melihat kondisi luas Desa Truneng yang sebagian besar tanah sawah maka potensi yang dimiliki oleh Desa Truneng adalah di bidang sektor pertanian.
Disamping dibidang pertanian, masyarakat Desa Truneng mempunyai usaha sampingan yang dilakukan dengan sistem home industri yang terdiri dibidang usaha : Mebeler, Pembuatan Tempe dan tahu, Penjahit, Pembuatan Batu Merah, anyaman bambu, dan pembuatan aneka makanan kecil.

2.    Pertumbuhan Ekonomi :

1.    Kualitas Angkatan Kerja
a.    Angkatan kerja tidak tamat SD     =     98    Orang
b.    Angkatan kerja tamat SD     =    155    Orang
c.    Angkatan kerja tamat SLTP     =    340    Orang
d.    Angkatan kerja tamat  SLTA     =    122    Orang
f.    Angkatan kerja tamat Diploma    =    13    Orang
g.    Angkatan kerja tamat Sarjana    =    15    Orang

2.    Pengangguran :
a.    Jumlah penduduk 15-55 tahun yang belum bekerja =    225 Org
b.    Jumlah angkatan kerja usia 15-55 tahun     =  420    Org

3.    Keluarga sejahtera dan RTM :
a.    Jumlah  Kepala Keluarga     =    323    KK
b.    Jumlah  Keluarga Pra Sejahtera       =      54    KK
c.    Jumlah Keluarga Sejahtera  I    =    137    KK
d.    Jumlah Keluarga Sejahtera  II     =      81    KK
e.    Jumlah Keluarga Sejahtera  III     =        2    KK
 

 

 

Post a Comment

Previous Post Next Post

Contact Form