Profil Desa & Kelurahan, Desa Ngumpul Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo

Sindopos.com - Profil Desa Ngumpul Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo

Profil Desa & Kelurahan, Desa Ngumpul Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo
Profil Desa & Kelurahan, Desa Ngumpul Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo



Kondisi Desa Ngumpul Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo


Sejarah Desa Ngumpul Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo

Setiap Desa atau daerah pasti memiliki sejarah dan latar belakang tersendiri yang merupakan pencerminan dari karakter dan ciri kahs tertentu dari suatu daerah. Sejarah desa atau daerah sering kali tertuang dalam dongeng – dongeng yang diwariskan secara turun tenurun dari mulut ke mulut sehingga sulit untuk dibuktikan secara fakta. Dan tidak jarang dongeng tersebut dihubungkan dengan mitos tempat – tempat tertentu yang dianggap keramat. Dalam hal ini Desa Ngumpul juga memiliki cerita asal usul dan hal yang merupakan identitas dari Desa Ngumpul yang akan kami terangkan dalam kisah di bawah ini. Menurut sumber cerita sesepuh Desa, bahwa terjadinya Desa Ngumpul adalah sebagai berikut :

Sejarah terbentuknya Desa Ngumpul berasal dari adanya pelarian dari salah seorang kerabat dari kerajaan Mataram di (Daerah Istimewa Yogyakarta) saat ini. Karena sesuatu hal atau masalah akhirnya orang tersebut melarikan diri kea rah timur dan sampailah di suatu tempat dan kemudian membuka lahan (babat alas) untuk ditempati di situ. Orang tersebut bernama Mbah Trunojoyo atau Mbah Jogosatru, yang membuka lahan di wilayah Desa Ngumpul bagian timur saat ini (Dukuh Ngumpul Lor), dan tidak begitu lama datanglah seorang yang kemudian juga membuka lahan (babat alas) di wilayah Ngumpul Dukuh Krajan saat ini yaitu bernama Mbah Tugu Watu. Kedua petilasan dan makam orang tersebut saat ini masih ada dan dirawat dengan baik oleh warga sekitar atau masyarakat.

Dan tidak begitu lama di wilayah Ngumpul tengah atau Dukuh Sobo saat ini ada orang yang babat alas juga yang namanya Mbah Menggung yang saat ini ditemukan adanya 2 makam dipetilasannya yang diyakini oleh masyarakat sekitar bahwa yang satu itu adalah makam istrinya yang tidak diketahui namanya. Kedua suami istri ini semula hanya babat alas di wilayah Sobo dan Tempel saat ini, akan tetapi kemudian sampai ke barat dengan terawat di babat sekaligus (dalam bahasa Jawa dikabehne), maka dari itu sampai sekarang ada nama tempat atau padukuhan yang namanya Ngabehan, tepatnya di sebelah timur Dukuh Wotan saat ini.

Kemudian di Dukuh Wotan saat ini, dulunya juga ada yang babat alas sendiri yang waktunya  erawa bersamaan dengan yamg lain yaitu bernama Ki Ageng Guru. Saat ini petilasan atau makam Ki Ageng Guru berada di suatu tempat yang terkenal dengan nama serut sewu, karena di tempat itu tumbuh pohon serut yang sangat banyak, makanya diberi nama Serut Sewu, bahkan sekarang namanya diabadikan dengan digunakan sebagai nama jalan menuju ke Pondok Pesantren Darul Istiqomah saat ini. Kemudian di wilayah Bobrok juga ada yang babad alas yaitu 2 orang, Ki Ageng Kupluk dan Ki Ageng Cilik. Makam dan petilasan kedua orang tersebut di atas saat ini masih ada dan  erawatt dengan baik , yang terkenal dengan nama Watu Kupluk. Nah dari keenam orang yang babad inilah kemudian mereka dalam setiap mengambil keputusan anehnya merekan tidak berselisih atau bertengkar dengan tujuan memperluas wilayah masing – masing, akan tetapi mereka rukun dan hidup berdampingan satu sama lain. Bahkan mereka sering berkumpul untuk membicarakan setiap permasalahan yang ada. Akhirnya karena sering berkumpul itulah mereka sepakat menggabungkan wilayah mereka masing – masing untuk kemudian membentuk suatu desa yang di  eri nama NGUMPUL.

Demikian kurang lebih cerita para sesepuh tentang terjadinya Desa Ngumpul. Adapun Desa Ngumpul terdiri dari 4 (empat) Dukuh yaitu :
1.    Dukuh Krajan
2.    Dukuh Sobo
3.    Dukuh Wotan
4.    Dukuh Ngumpul Lor

Adapun para pejabat atau pimpinan, Lurah / Kepala Desa semenjak terjadinya Desa Ngumpul adalah sebagai berikut :

A.    Pemerintahan Desa Ngumpul di Bawah Kepemimpinan Lurah Sitir (Zaman
         Belanda)
Lurah Sitir memimpin Desa Ngumpul setelah terpilih oleh warga masyarakat secara langsung. Beliau adalah merupakan sosok pemimpin yang disegani dan seorang pemimpin yang berjiwa besar. Dalam menjalankan tugas beliau terkenal demokratis dan jujur. Hal ini sangat membantu dalam perkembangan Desa Ngumpul yang baru saja menjalankan roda pemerintahan baru. Beliau juga adalah orang yang sangat menentang adanya penjajahan Belanda. Berkali – kali beliau harus berurusan dengan para penjajah Belanda dan berkali – kali pula beliau ditangkap dan dipenjarakan, akan tetapi hal tersebut tidak menyurutkan langkah beliau untuk terus berjuang membangun desa dan membela Negara Kesatuan Republik Indonesia. Menurut cerita beliau dalam menjalankan roda pemerintahan desa dibantu oleh carik (Sekretaris Desa) yang bernama Truno, dan pelayanan masih bertempat di rumah kepala desa / lurah, karena belum memiliki balai desa.Konon kediaman Lurah Sitir dulunya sekarang ini berada di Dukuh Ngumpul Lor RT 01 RW 01.

B.    Pemerintahan Desa Ngumpul di Bawah Kepemimpinan Lurah Martowijoyo (Zaman Belanda)
Setelah berakhirnya masa kepemimpinan Lurah Sitir karena usia tua, selang beberapa bulan kemudian masyarakat Desa Ngumpul menggelar pemilihan kepala desa / lurah yang baru untuk menentukan pemimpin desa. Dalam pemilihan tersebut akhirnya terpilih lurah Ngumpul adalah seorang calon bernama Martowijoyo. Beliau juga seorang pemimpin yang mempunyai  kewibawaan yang besar. Pada masa pemerintahan Lurah Martowijoyo ini, pusat pelayanan dan roda pemerintahan masih dilaksanakan di rumah kediaman lurah Martowijoyo yaitu menurut cerita berada di wilayah Dukuh Krajan RT 01 RW 01 saat ini. Pada masa pemerintahan lurah Martowijoyo ini masih dibantu oleh carik Truno, tetapi tidak sampai selesai karena usia tua. Menurut cerita masa pemerintahan lurah Martowijoyo ini suda hada carik baru yaitu bernama Kaniman. Kedua orang ini kemudian bersama-sama membangun desa Ngumpul dengan semangat gotong-royong yang tinggi. Lurah Martowijoyo berhenti karena usia tua.

C.    Pemerintahan Desa Ngumpul di Bawah Kepemimpinan Lurah Tonawi (Zaman Belanda)
Lurah Tonawi menggantikan kepemimpinan Lurah Martowijoyo dengan pemilihan langsung oleh rakyat. Pelaksanaan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat tetap dilakukan di rumah kediaman Lurah Tonawi yang konon ceritanya berada di Dukuh Krajan RT 01 RW 01 saat ini. Hal ini dikarenakan desa belum memiliki fasilitas untuk pelayanan kepada masyarakat yaitu belum adanya Balai Desa dan Kantor Desa. Lurah Tonawi adalah juga merupakan sosok pemimpin yang disegani dan dihormati oleh masyarakat karena beliau dalam memerintah penuh kebijaksanaan dan segala sesuatu ditentukan dengan musyawarah mufakat. Hal ini juga tercermin dari sikap beliau yang penuh keikhlasan dan tanpa pamrih dalam hal menjalankan tugas. Beliau juga mendapatkan julukan atau panggilan yaitu Kariyorejo yang artinya orang yang bekerja penuh semangat dan tanpa adanya kepentingan apapun yang bersifat pribadi. Lurah Tonawi dalam bekerja dibantu oleh Carik Kaniman, dan beliau berhenti menjabat karena usia tua.

D.    Pemerintahan Desa Ngumpul di Bawah Kepemimpinan Lurah Joyokarto (1904 – 1933)
Lurah Joyokarto atau yang biasa disebut Lurah Kacir menggantikan Lurah Tonawi melalui pemilihan langsung oleh rakyat. Dalam hal ini Lurah Joyokarto sudah memasuki masa – masa pergerakan kemerdekaan dan bisa dikatakan hampir diakhir masa kependudukan dan penjajahan Belanda. Beliau dikenal sebagai salah satu tokoh yang berwibawa dan dihormati oleh warga Desa Ngumpul. Beliau juga aktif dan ikut bersama – sam dengan para pejuang lainnya bahu – membahu ikut memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Dalam pemerintahan beliau pelayanan kepada masyarakat tetap dilaksanakan di tempat kediaman beliau yang konon ceritanya di Dukuh Sobo RT 01 RW 01 saat ini. Pada saat peerintahan Lurah Joyokarto keadaan Desa Ngumpul menjadi desa yang sudah cukup maju dibidang pertanian dan tanaman pangan. Kebiasaan bergotong royong oleh masyarakat tetap dibina terus ke arah yang lebih baik. Hal ini dikarenakan Lurah Joyokarto dikenal supel dan luwes dalam bergaul di masyarakat. Beliau dibantu oleh Carik Kaniman kemudian juga dilanjutkan oleh Carik Iran. Beliau berhenti karena usia tua.

E.    Pemerintahan Desa Ngumpul di Bawah Kepemimpinan Lurah Kromorejo ( 1934 -1942 )
Lurah Kromorejo atau lebih dikenal dengan nama Lurah Samiran menggantikan Lurah Joyokarto melalui pemilihan langsung oleh masyarakat. Pelayanan kepada masyarakat tetap dilaksanakan di rumah beliau yang konon ceritanya berada di Dukuh Sobo RT 01 RW 01 saat ini.Beliau termasuk Lurah yang sangat sedikit masa jabatannya karena memang pada akhir jabatan beliau ada sedikit masalah atau kasus sehingga beliau diberhentikan. Akan tetapi beliau termasuk lurah yang meletakkan pondasi dasar pembangunan di Desa Ngumpul. Pembangunan infrstruktur banyak dilaksanakan di masa pemerintahan beliau. Kinerja beliau juga tergolong cukup baik dalam menjalankan roda pemerintahan di Desa Ngumpul. Beliau dalam bekerja di bantú oleh Carik Iran dan nanti juga ada carik baru yang amanya Kateman. Lurah Samiran juga merupakan sosok pemimpin yang sabar dalam memerintah dan lemah lembut dalam perilaku dan tutur kata. Beliau juga dikenal sebagai seorang Lurah yang gemar dibidang kesenian terutama sekali kerawitan. Hal ini dibuktikan dengan adanya seperangkat alat gamelan di rumah beliau dan juga sering digunakan untuk berlatih karawitan.

F.    Pemerintahan Desa Ngumpul di di Bawah Kepemimpinan Lurah Parwoto ( 1942-
1989 )
Lurah Parwoto tercatat sebagai Lurah yang menjabat paling lama di Desa Ngumpul yaitu 47 tahun. Dan Lurah Parwoto juga tercatat sebagai satu – satunya Lurah Ngumpul yang bukan asli penduduk Ngumpul. Di masa pemerintahan Lurah Parwoto Desa Ngumpul sudah memasuki era baru karena memang di masa itu Indonesia sudah mencapai kemerdekaannya. Dalam menjalankan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat masih dilaksanakan di rumah Lurah Parwoto, akan tetapi di akhir masa jabatan beliau tepatnya di tahun 1985 Desa Ngumpul sudah bisa membangun Balai Desa yang terletak di Dukuh Krajan RT 01 RW 02, sedangkan kediaman Lurah Parwoto terletak di Dukuh Krajan RT 01 RW 01. Beliau dalam menjalankan pemerintahan dibantu oleh :

-Carik            : Kateman, dan pada tahun 1952 digantikan oleh Carik Rakimin,dan tahun
              1988 digantikan Carik Hartono
-Jogoboyo        : Yahmin dan Raji
-Jogowaluyo        : Kasnun
-Kamituwo Krajan    : Sigring
-Kamituwo Wotan    : Nyaman
-Kamituwo Sobo    : Slamet
-Kamituwo Ngumpul
 Lor            : Demel
-Sambong        : Katemin, kemudian digantikan Mangun
-Kebayan I        : Setu
-Kebayan II        : Markun
-Kebayan III        : Kadeni

Dalam masa pemerintahan Lurah Parwoto sudah ada pergantian nama dari Lurah ke Kepala Desa. Juga sudah ada pergantian nama carik yaitu dari carik ke Sekretaris Desa. Dalam masa ini pemerintahan Lurah Parwoto adalah pemerintahan yang banyak mengalami pergolakan, yaitu dari peristiwa kemerdekaan Indonesia, peristiwa pemberontakan PKI Madiun tahun 1948, pemilu pertama, pemberontakan G 30 S PKI, dan dominasi Partai Golkar. Parwoto dapat menyelesaikan pemerintahan sampai tua dan diberhentikan dengan hormat, kemudian tidak begitu lama beliau meninggal dan dimakamkan di Desa Ngumpul

G.    Pemerintahan Desa Ngumpul di Bawah Kepemimpinan Kepala Desa Dasar ( 1990-2007 )
Dasar menjadi Kepala Desa melalui pemilihan langsung yang sangat tegang dan mendebarkan. Hal ini dikarenakan pada saat itu ada 2 ( dua ) orang yang mencalonkan diri yaitu Dasar dan Ismaji. Setelah diadakan pemilihan langsung oleh rakyat akhirnya Dasar yang terpilih sebagai Kepala Desa Ngumpul dengan dukungan suara yang lebih banyak dari yang diperoleh Ismaji. Dasar menjadi Kepala Desa dalam menjalankan tugas dan fungsinya dibantu oleh Carik ( Sekdes ) Hartono,akan tetapi kemudian Hartono sakit dan akhirnya diberhentikan dengan hormat dan pada tahun 1996 diangkatlah PLH Sekdes yaitu Kasnun. Pada tahun 2001 Kasun sakit dan tidak dapat menjalankan tugas dan fungsinya. Akhirnya diangkatlah PLH yaitu Purwadi. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya yaitu melaksanakan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat sudah dillaksanakan di Balai Desa dan Kantor Desa. Sedangkan rumah kediaman Dasar terletak di Dukuh Krajan RT 01 RW 02. Dasar dalam menjalanakan tugas terkesan sangat santai dan kalem, tetapi kadang beliau juga tegas dalam mengambil sikap dan kebijaksanaan. Di masa pemerintahan beliau, Desa Ngumpul pernah mengalami kemajuan yang pesat baik dibidang pembangunan maupun kesenian dan olahraga, juga adanya fasilitas pendidikan keislaman yaitu dengan berdirinya Pondok Pesantren Darul Istiqomah di Dukuh Wotan RT 02 RW 02 yang saat ini sudah sangat pesat dalam hal kemajuan baik sarana  prasarana, maupun kuantitas dan kualitas para santri atau siswa. Dengan hal – hal kemajuan tersebut diatas, akhirnya beliau dapat menjalankan tugas – tugas Kepala Desa sampai dengan selesai karena aturan 8 tahun. Pada masa periode kedua pemerintahan beliau juga masih dengan aturan jabatan 8 tahun. Beliau menjadi Kepala Desa pada periode kedua ini setelah melalui pemilihan langsung oleh rakyat. Pada saat itu ada 2 orang yang mencalonkan diri sebagai Kepala Desa yaitu mantan Kepala Desa yaitu Dasar dan Sutrisno.Pada pemilihan Kepala Desa langsung tersebut dimenangkan oleh Dasar dengan dukungan suara yang lebih banyak dari Sutrisno. Jadi Dasar menjabat selama 2 periode yaitu :
-Periode pertama dari tahun 1990 – 1998
-Periode kedua dari tahun 1999- 2007

Kemudian ditambah lagi beliau menjadi Pj Kepala Desa selama 10 bulan yaitu dari bulan Februari 2007 sampai dengan Desember 2007. Untuk periode kedua ini, beliau juga berhasil mengadakan pengisian lowongan perangkat desa 2 orang yaitu Carik yang bernama Edi Widodo dan Staf Sekretariat bidang administrasi dan keuangan yaitu Sriwanti. Kemudian beliau juga terus melanjutkan program – program pembangunan di Desa Ngumpul diantaranya makadam jalan, plengsengan, pengaspalan jalan, pembangunan gedung TK dan penambahan fasilitas / ruangan di Kantor Desa. Kegiatan – kegiatan yang berupa kesenian, kepemudaan, keagamaan, dan kemasyarakatan lainnya juga terus dijalankan dan dikembangkan sehingga mampu membawa nama baik Desa Ngumpul. Beliau berhenti sebagai Kepala Desa dan Pj Kepala Desa karena ada aturan baru yaitu Kepala Desa 6 tahun, juga karena masa jabatan beliau habis dan sampai sekarang beliau masih aktif diberbagai kegiatan yang dilaksanakan oleh Desa.

H.    Pemerintahan Desa Ngumpul di Bawah Kepemimpinan Kepala Desa Edi Winarno ( 2008 – Sekarang )
Lain dengan pemimpin – pemimpin sebelumnya, Edi Winarno merupakan Kepala Desa Ngumpul yang pada waktu proses pencalonannya sebagai Kepala Desa tidak ada calon lain yang mencalonkan diri. Pada waktu itu, tepatnya tanggal 8 Desember 2007 ketika dilaksanakan pemilihan Kepala Desa, yang mencalonkan diri hanya seorang atau tunggal yaitu Edi Winarno, sehingga beliau mendapatkan suara mutlak dan terpilih sebagai Kepala Desa Ngumpul sampai sekarang. Rumah kediaman beliau berada di Dukuh Krajan RT 01 RW 01 atau tepatnya di pinggir jalan raya Ngumpul Bailoisng atau sebelah selatan Balai Desa Ngumpul _+ 500 M. Beliau merupakan Kepala Desa dengan produk hukum atau aturan baru yaitu dengan masa jabatan 6 tahun, dengan aturan maksimal 2 kali masa jabatan artinya nanti setelah periode jabatan pertama habis, sesudahnya bisa dipilih kembali.



Demografi Desa Ngumpul Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo

Desa Ngumpul adalah suatu Desa yang terletak di ujung barat kecamatan Balong, tepatnya di kaki gunung Bobrok yang berbatasan dengan Wilayah kecamatan Jambon Kabupaten Ponorogo. Penduduknya padat. Wilayahnya luas dan berpenghasilan rendah.  untuk tahun 2010 ini Penduduknya
    - Penduduk Laki-laki        = 1.414 Jiwa
    - Penduduk Perempuan    = 1.345 Jiwa
      Jumlah            = 2.759 Jiwa

Desa Ngumpul Kecamatan Balong memiliki luas tanah 260,921 Ha dengan batas- batas :
Sebelah Utara         : Desa Bringinan dan Desa Poko  Kecamatan Jambon
Sebelah Timur     : Desa Sedarat Kecamatan Balong
Sebelah Selatan     : Desa Ngraket dan Desa Sumberjo
Sebelah Barat         : Desa Jonggol dan Desa Karangpatihan Kecamatan Balong.

Desa Ngumpul  terbelah oleh sungai tepat di tengah-tengah Desa membujur dari ujung sebelah barat hingga ujung sebelah timur, sehingga Desa Ngumpul seperti tidak mempunyai lebar, karena wilayahnya memanjang dari timur ke barat.



Kondisi Sosial Desa Ngumpul Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo
   
Kondisi sosial masyarakat Desa Ngumpul adalah dinamis dan selalu terbuka terhadap adanya perubahan. Hal ini ditunjang dengan adanya tingkat pendidikan yang cukup baik di Desa Ngumpil, yaitu dengan telah diterimanya penghargaan dari Gubernur Jawa Timur sebagai Desa yang telah bebas dari 3 buta, yaitu buta huruf, buta angka, dan buta bahasa. Pergaulan masyarakat masih terjalin dengan baik, tingkat gotong royong tinggi, dan partisipasi masyarakat terhadap pembangunan di Desa juga cukup baik. Jarak antara yang kaya dan yang miskin tidak terlalu jauh, hubungan kerja baik, dan lembaga serta kelompok – kelompok di masyarakat berfungsi dengan baik pula.


   
Keadaan Ekonomi Desa Ngumpul Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo

Masyarakat Desa Ngumpul sebagian besar adalah petani karena dari masing-masing penduduk sebagian besar memiliki lahan pertanian dan sebagian besar tanah Desa  Ngumpul berupa lahan persawahan dan sebagian kecil adalah sungai dan daerah pegunungan.

Kalau melihat kondisi yang demikian masyarakat di desa adalah golongan menengah ke bawah, dan bisa dikatakan masyarakat Desa Ngumpul sekarang tengah bergerak ke arah perubahan dan kemajuan ke arah yang lebih baik.Akan tetapi kendala yang dihadapi sekarang ini adalah generasi pemudanya sudah banyak yang mencari penghidupan di daerah kota yang belum tentu bisa meningkatkan tarif hidupnya. Apabila kondisi seperti ini dibiarkan tidak menutup kemungkinan perkembangan atau pembangunan di desa akan terkendala baik dibidang sumber daya manusia ataupun dibidang perekonomian.

 

Post a Comment

Previous Post Next Post

Contact Form